Enzim alfa amilase merupakan enzim yang diimpor dari luar negeri. Untuk mereduksi impor, maka perlu dikembangkan mikroba indigenus yang dapat menghasilkan alfa amilase. Lactobacillus plantarum B110 dan Leuconostoc mesenteroides EN 17-11 merupakan mikroba indigenus yang berasal dari Indonesia yang menghasilkan enzim tersebut. Oleh sebab itu, dua orang civitas STTIF yaitu Sitaresmi Yuningtyas dan Dita Anggun Lestari berkolaborasi dengan LIPI yaitu Tatik Khusniati dan Sulistiani melakukan riset mengenai stabilitas enzim alfa amilase dari bakteri dalam berbagai variasi waktu dan suhu penyimpanan.
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa alfa amilase dari Leuconostoc mesenteroides EN-17-11 memiliki aktivitas dan stabilitas yang lebih tinggi pada suhu dingin dan beku dengan penyimpanan 7-28 hari dibandingkan alfa amilase dari Lactobacillus plantarum B110. Hasil penelitian ini berjudul The stability of alpha-amylase from Leuconostoc mesenteroides EN 17-11 and Lactobacillus plantarum B110 at various storage times and temperatures dipaparkan dalam The 2nd Science and Mathematics International Conference (SMIC 2020) yang diselenggarakan oleh Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta pada 8-9 Agustus 2020. Konferensi Internasional ini diikuti oleh 10 negara yaitu Mesir, Estonia, Ghana, Indonesia, Malaysia, Filipina, Korea Selatan, Singapura, Taiwan, dan Amerika Serikat. Artikel ilmiah tersebut dipublikasi pada AIP Conference Proceedings 2331 tahun 2021 serta dapat diakses pada https://doi.org/10.1063/5.0041793.
Referensi :
Khusniati, T., Trilestari, D. A., Yuningtyas, S., & Sulistiani. (2021, April). The stability of alpha-amylase from Leuconostoc mesenteroides EN 17-11 and Lactobacillus plantarum B110 at various storage times and temperatures. In AIP Conference Proceedings (Vol. 2331, No. 1, p. 050015). AIP Publishing LLC.